Saat ditemui di pameran Kilas Balik 2017 (17/3) Jeje menceritakan pengalamannya saat menjadi pemenang APFI 2016. Ia mengabadikan momen pelari wanita jatuh dan berjuang bangkit diantara genangan air.
“Yang mengikuti lomba ini ada 400 pewarta foto Indonesia dan 3500 foto, saya tidak menyangka bahwa foto saya terpilih menjadi pemenangnya. Foto itu saya ambil saat SEA Games 2015 berlangsung di Singapura," tuturnya.
Jeje menjelaskan bahwa yang mendorong untuk menekuni dunia fotografi olahraga adalah menjawab tantangan dalam dirinya bahwa ia bisa memotret olahraga. Banyak orang mengatakan memotret cabang olahraga itu sulit, namun ia pun dapat menjawab tantangan tersebut.
Dalam fotografi olahraga, Jeje lebih fokus mengabadikan cabang olahraga atletik. Terdapat berbagai momen seperti lari, melompat, melempar bola, dan masih banyak lagi. Ia tidak hanya memasukan aksi saja dalam fotonya, namun juga cahaya dan bayangan ia masukan dalam bingkai fotonya.
Waktu yang dimiliki selalu ia fokuskan untuk memotret, khususnya dalam bidang olahraga yang bisa lebih menarik untuk dikembangkan. Ia tertarik dan menekuni bidang tersebut sehingga hal tersebut kini menjadi kebutuhannya.
Seiring berjalannya waktu ia dapat menguasai semua teknis dan pengetahuan dalam dunia fotografi olahraga. Keluarga mendukung profesinya sebagai fotografer olahraga, pemimpin media tempat ia bekerja pun memberikan kesempatan untuk berkembang dalam mengasah kemampuan.
Tak jarang fotografer dihampiri rasa jenuh saat memotret, namun tidak untuk Jeje. Memotret olahraga atletik sendiri tidak membuatnya bosan, justru yang membosankan adalah saat ia tidak bisa memotret. Ia selalu berusaha menikmati jalannya pertandingan agar tetap fokus dan tidak jenuh.
Menjadi fotografer tidaklah mudah bagi sebagian orang. Jeje menjelaskan bahwa fotografer haruslah menguasai alat, belajar membawa alat yang tergolong berat, mempersiapkan fisik yang prima dan jangan mudah menyerah dalam menunggu momen. “Belajarlah dari menguasai dasar-dasar fotografi, lalu cari pertandingan di sekitar tempat tinggal yang mudah diakses untuk melatih kemampuan memotret kita. Yang terpenting latihan terus, apalagi foto olahraga termasuk bidang fotografi yang sulit dipelajari.” pesannya.
Peliput, Penulis, dan Fotografi : M. Lukman Pabriyanto
Penyunting : Nurnafisah
Tidak ada komentar: