Mengarak Ngayabang banten rimg surya rsi gana sambil ngemargiang tirta ring masing-masing caru sesui dengan penjuru atau warna caru serta diiringi baleganjur dan tari-tarian. |
Jakarta, Serasi—Dalam rangka menyambut Pujawali yang ke-20 dan mupuk pedagingan Pura Taman Sari Halim Perdana Kusuma yang jatuh pada Senin (30/4), umat Hindu se-Jabodetabek menggelar ritual Bumi Sudha atau Pecaruan Tawur Manca Sanak Agung. Kegiatan upacara ini bertujuan untuk membersihkan segala isi alam, termasuk pelinggih dari unsur-unsur negatif agar menjadi positif termasuk manusia di dalamnya sehingga terjadi keseimbangan ekosistem.
Persiapan acara Pujawali ke-20 di Madya Mandala Pura dengan memasang Pajeng/Tedung (payung) dan Umbul-umbul di area Pura. |
Menurut I Nyoman Puja Antara, Pemangku atau Pinandita yang juga hadir bersama istrinya Ni Made Ariani, kegiatan ini digelar di madya mandala pura serta diikuti ratusan umat Hindu. kegiatan ini dalam rangka mupuk pedagingan yang dilaksanakan setiap dua puluh tahun sekali serta pujawali yang ke-20. Upacara Bumi Sudha yang menggunakan Tawur Manca Sanak Agung dan Caru Rsi Ghana bertujuan untuk membersihkan segala isi alam, termasuk pelinggih-pelinggih dan bale sakral dari unsur-unsur negatif.
Penari sedang menunggu giliran untuk tampil. |
Karena dalam alam yang ekosistemnya seimbang itulah manusia akan dapat memperoleh kehidupan yang sejahtera, baik lahir maupun bathin. Selain itu tawur ini juga dimaksudkan untuk menetralisir sifat-sifat buruk manusia, seperti emosional, individualisme, iri hati, dan benci dengan seseorang.
Dijelaskan rangkaian upacara yakni ngemargiang pengeresikan, ngemargiang tirta ring masing-masing caru sesuai dengan penjuru atau warna caru, mukti yang caru, ngayabang caru, mesegeh ring sor surya rsi gana, ngayabang banten ring surya rsi gana, mrelina caru atau nyarub caru dan ditutup puja tri sandya serta kramananing sembah. Acara juga diiringi dengan kekidungan, wayang lemah, topeng bondres, gender dan baleganjur.
Tari Topeng turut memeriahkan acara ini. |
Dalam agama Hindu seorang Pemangku atau Pinandita dinyatakan sebagai rokhaniawan . Rokhaniawan artinya orang yang rokhani atau jiwanya telah disucikan. Karena itu sebagai rokhaniawan, seorang Pemangku seyogyanya mendalami pengertian rokhaniawan, sehingga yang bersangkutan bisa menempatkan diri dan melaksanakan tugas pekerjaannya sesuai dengan tingkat kesuciannya
Penyunting : Nurnafisah
Tidak ada komentar: